Tuesday, February 24, 2004

Demam Berdarah

Demam Berdarah

Akhir-akhir ini banyak sekali kasus demam berdarah yang terjadi di Jakarta. Gua sendiri sempat mengalaminya, kira-kira sebulan yang lalu. Mula-mula sih, demam tinggi aja, tapi setelah tiga hari gak turun-turun. Dua kali pingsan dan kepala mengalami benturan (sakit banget :((, sampe sekarang masih sakit dikit). Pada hari ketiga (21/01/2004), malamnya hidung mengeluarkan darah, akhirnya dibawa ke RS Pelni Petamburan deh.

Sampai di sana, darah gua diperiksa. Hasilnya, ternyata jumlah trombosit gua 102K. Itu artinya gua kena demam berdarah dan harus dirawat di RS. Tante gua sih gak curiga kalo gua kena demam berdarah, soalnya gak ada bintik-bintik merah di badan gua. Oh ya, 5 tahun lalu gua juga pernah kena demam berdarah, dan di badan gua ada bintik-bintik merahnya.

Nama lain demam berdarah adalah DHF. DHF merupakan kepanjangan dari dengue hemorrhagic fever. Gua taunya dari site http://janus.centrin.net.id/~binprog/dengue.htm. Disitu tertulis bahwa tanda-tanda DHF adalah
• demam tinggi yang terjadi secara tiba-tiba
well, ini gua alami pada hari minggu malam (18/01/2004), malam itu gua gak bisa tidur sama sekali karena badan
panas banget (39 derajat). Besoknya badan gua pegel-pegel.
• manifestasi pendarahan
ini dimulai dari bintik-bintik merah di kulit. Bisa juga terjadi pendarahan hidung, pendarahan gusi, pendarahan
dari saluran cerna, dan pendarahan dalam urin. Gua sendiri mengalami pendarahan hidung.
• hepatomegali/pembesaran hati
waktu di RS sih susternya bilang gua mengalami perbesaran hati, katanya karena gua terlalu capek. Sampe gua
ditanya, apakah di kantor lembur terus :p
• kadang-kadang terjadi syok
Pada keadaan parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat
kebocoran plasma (dengue shock syndrom, DSS). Ini menjelaskan kenapa gua jatuh pingsan tiga kali (1 kali
waktu di RS).

Penyebab DHF adalah virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Merupakan nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari. Gak tau deh kegigit dimana, mungkin di kantor (Srengseng, Jakarta Barat), mungkin di rumah (Palmerah, Jakarta Barat), ato di UI (Depok, Jakarta Selatan).

Selama di RS, tiap hari darah gua diambil 2 kali untuk dicek di lab. Hari kedua di RS, ternyata trombosit gua turun lagi jadi 87K. Dokter nyaranin banyak-banyak minum jus jambu biji dan Pocari Sweat. Hari ketiga, trombosit gua turun drastis jadi 43K. Akhirnya gua ditransfusi trombosit 5 unit. Besoknya trombosit gua naik menjadi 47K. Hari kelima naik lagi menjadi 76K.

Pada hari kelima gusi gua mengalami pendarahan. Tidak jelas sebabnya apa, tetapi pendarahannya tidak berhenti juga. Akhirnya datang dokter memeriksa, dia bilang infus gua harus diganti karena mengandung bahan yang memperlambat pembekuan darah. Trus datang juga pegawai lab. yang lalu mengambil darah gua dari ujung jari dan daun telinga. Katanya sih mo tau berapa lama waktu yang diperlukan darah gua untuk membeku. Setelah itu gua tidak tau apa-apa lagi dan katanya pendarahan di gusi tersebut berhenti pukul 11 malam.

Hari keenam tidak ada masalah yang timbul dan hari ketujuh (28/01/2004) dokter memperbolehkan gua pulang. Alhamdulillah akhirnya gua boleh pulang juga :D. Di RS itu tidak ada enaknya sama sekali :p, so jangan sakit deh :).