Wednesday, February 18, 2004

Resto Vietopia

Beberapa hari yang lalu saya membaca review mengenai resto vietopia ini dari milis jalansutra (http://groups.yahoo.com/group/jalansutra/) dan blog bapak Yohan Handoyo (http://www.yohanhandoyo.com/archives/cat_wine_and_food.html#000043). Setelah membaca, saya mengambil kesimpulan bahwa resto inilah yang terbaik diantara resto-resto yang menyediakan makanan vietnam lainnya. Akhirnya hari Minggu lalu (15/02/04), saya mengajak teman saya untuk ke sana.

Tidak susah menemukan resto yang terletak di daerah cikini ini, letaknya berada di sebelah kiri kalau kita dari arah Tugu Tani. Setelah melewati lampu merah perempatan Menteng serta kantor pos, kita akan melihat apotek Kimia Farma, resto ini berada diseberang apotek ini. Awas kelewatan, karena tulisan nama resto ini kecil banget.

Suasana resto ini cukup nyaman, suhu ruangannya pas, dengan iringan musik jazz yang lembut dan santai (walaupun stereonya kurang bagus). Dari dalam resto ini tidak terdengar suara berisik kendaraan yang ada di luar. Desain ruangannya sederhana dan rapi. Sedangkan untuk meja dan kursinya terbuat dari kayu. Di atas meja terdapat hiasan sekuntum bunga mawar segar. Terlihat juga 2 rumpun pohon bambu dibagian belakang resto yang menambah bagus pemandangan resto ini. Sayang sekali kami lupa mengambil foto interiornya :(.

Kamar mandinya juga bersih. Dari pintu tercium bau bunga melati, ternyata di sana diletakkan semangkuk bunga melati sebagai pengharum. Tapi begitu pintu kamar mandi ditutup, tercium bau agak tidak sedap.

Makanan yang dipesan adalah Ca Kho To (Rp 26K) dan Pho Bo (Rp 28K). Ca Kho To adalah ikan gindara yang dimasak dengan saus karamel dan disajikan di claypot. Makanan ini enak banget loh. Ikan gindaranya terasa empuk dan gurih, seperti mentega yang berserat-serat. Sebagian dagingnya lumer di mulut dengan rasa khas laut. Sausnya berasa asin dengan bumbu-bumbu yang pas.

Pho Bo atau Beef Noodle Soup berisi daging yang diiris tipis dan mie yang berwarna putih dengan lebar sekitar 3 mm. Pertama kali ngeliat mie nya, kami kira itu lobak. Rasanya seperti sop buntut, tapi lebih enak sop buntut. Trus ada cabe rawit yang dipotong kecil-kecil, tauge, dan daun seledri yang disajikan di keranjang kecil, sebagai pelengkap.

Untuk minuman, kami memilih Home-Made Ice Lemon Tea (Rp 10K) dan Ca Phe Sua Nong (Rp 15K). Warna Ice Lemon Tea nya tidak semerah Ice Lemon Tea yang biasa saya dapat dari restoran-restoran lainnya, bahkan cenderung kuning. Rasanya biasa-biasa saja, tidak ada yang mengejutkan. Disuguhkan dengan potongan lemon dan daun mint (kalau tidak salah).

Ca Phe Sua Nong adalah kopi susu hangat. Di menu sih ditulis kopinya import, tapi rasanya sama aja dengan kopi yang kita buat di rumah.

Untuk dessert, kami pilih Mango Sticky Rice-Seasonal (Rp 15K). Isinya berupa ketan yang diberi saus mangga dan sepotong mangga. Rasanya enak juga, sausnya manis, tidak bikin eneg.


Pelayanannya bagus dan tidak mengesalkan. Pelayannya cukup membantu ketika kami bertanya tentang menu. Kebanyakan pelayannya sih cowok. Mula-mula saya mengira pelayan ceweknya gak ada. Tapi entah dari mana tiba-tiba muncul aja pelayan ceweknya, walaupun cuma satu.

Harga yang tertulis di menu belum termasuk pajak 10% dan services 5.5%.