Thursday, April 22, 2004

white day @ myeongdong

white day itu apa? white day itu tanggal 14 maret! bukan 14 februari. ini budaya jepang dan korea saja. jadi, kalau tanggal 14 februari cewek2 biasanya ngasih coklat ke cowok, maka pada tanggal 14 maret, alias sebulan kemudian, cowok2 balas kasih ke cewek. biasanya sih dikasihnya bunga atau boneka. tapi lucunya, gue lihat ada tuh keranjang2 imut isi barang imut (entah bunga atau boneka) untuk dikasih ke cewek. menjelang white day, banyak banget yang jualan. termasuk yang gue lihat di myeongdong tepat pada hari white day. sepertinya barang2 imut itu ada juga yang isinya cuma bunga kecil2 atau permen coklat kecil2 (gambar 1 & 2).

(1) (2)

hari minggu tanggal 14 maret itu memang gue pergi ke seoul karena mau ambil titipan dan nganter si ato ke kbri. karena pagi2 aja udah beres semua, siangnya gue janjian sama anak2 indon ketemuan di myeongdong. myeongdong itu sebuah daerah di seoul, tempat jalan anak muda. cukup rame karena isinya fashion shops, restoran2 mulai dari restoran korea sampai fastfood2 ala bule (gambar 3). isinya jalan2 sempit yang cuma boleh dilewati manusia aja. kalau ada mobil paling2 yang ngedrop barang2 di toko2 atau restoran2.

(3) (4)

gue aseli bengong aja berdua sama si ato ngelihat anak2 muda berbaju keren2 termasuk di antaranya para pasangan. pasangan2 itu biasanya yang cewek bawa tas besar (isi hadiah white day tentunya) ;). sementara gue bawa barang titipan dari ortu gue yg gue ambil dari tetangga ortu yg lagi sekolah di seoul. di ransel. berhubung berat, sebagian (yg lebih berat tentunya) gue titip di ransel si ato. huehuehue. trus gue iseng2 motret mbak2 spg (sales promotion girl) yang lagi break mau makan siang (gambar 4). kali si imel gondrong kribo itu suka foto ini. dia minta gue foto2in fashion di seoul. bwahaha!

karena gue udah laper juga (anak2 yg janjian sama gue ternyata abis pada begadang malemnya, jadi baru pada bangun dan lagi mandi, blon naik subwaynya! :p), akhirnya gue mampir ke tukang jualan di pinggir jalan. gue iseng beli kriuk2 dari bahan ikan. si bapak itu jualan macem2 sih, mulai dari jagung bakar sampai ikan2 kering (gambar 5). gue males banget mau beli jagung bakarnya. nggak ada selera, soalnya gue lihat nggak dibumbuin macem2 kayak jagung bakar ala indonesia.

(5) (6)

di dekat mcdonald, gue lihat ada kehebohan. apa pula nih? ternyata ada bule2 entah dari mana lagi bikin orkestra jalanan, semacam dixie music gitu. tapi mereka pas bubaran mau makan siang. yaah, nggak sempat motret, deh. yg gue sempat motret adalah bule2 lain yang jualan bunga tulip baik dalam pot besar maupun kecil. pembelinya banyak banget, dan yang cuma ngelihatin aja juga banyak. soalnya mereka pakai baju joker sih, jadi menarik (gambar 6). udah gitu, bunga tulipnya colourful gitu, eye catching. maklum awal musim semi, jadi lagi banyak bunga.

karena anak2 itu nggak datang2, akhirnya kami nongkrong di mcdonald (atau mekdonaldeu) yg terlihat di gambar 3 di atas bagian sebelah kanan. gue minum aja, karena memang janjian sama mereka mau makan siang bareng. akhirnyaaa, jam 1 lebih baru mereka nongol. udah lapar banget! eh, si prince charming (charming ini pengakuan dia yaa, bukan pengakuan gue) ngasih gue coklat. "happy white day", kata dia. gue bengong tapi terkekeh2. trus kita jalan cari restoran yg enak. di tengah jalan kita lihat stand-nya mbak2 spg tadi udah buka lagi. mendekatlah kami dengan manis2, dan masing2 kami (8 orang) dapat 1 kaleng minuman amino (amino dari protein itu lho).

setelah makan siang dan ngobrol2, sore itu gue & ato pulang ke daejeon. capek. soalnya kami nekad naik kereta, dan minggu sore gitu tiket duduk udah habis, akhirnya kami berdiri 2 jam sampai daejeon. huks huks!

Monday, April 19, 2004

warung indonesia "cintaku"

di korea selatan ada banyak warung indonesia. di setiap ibukota propinsi pasti ada. bahkan di seoul ada beberapa. kenapa banyak warung indonesia? karena terutama untuk melayani konsumsi para tki (tenaga kerja indonesia) yg suka nongkrong dan berkangen ria dengan sesama teman senasib sepenanggungan (jumlah tki katanya sekitar 100ribu orang di seluruh korsel lho). tiap warung indonesia punya nama. di kota daejeon (ibukota propinsi chungcheongnam), namanya "cintaku". genit memang. soalnya di tempat lain namanya macam "borobudur", "nusantara", "monas" atau nama kotanya.

kenapa gue bisa sampai ke situ, padahal gue paling serem ngeilhat tampang pria2 melotot itu? (ketemu di bis aja gue kabur) :D yah, ceritanya demi mengemban tugas membantu bangsa dan negara, turut menyukseskan pemilu 5 april 2004! yaaaay! *norak ih gue*. gue jabanin tuh tempat, soalnya ada 2 cewek lain yg ikut jaga tps (tempat pemungutan suara). begitu sampai dalam, not bad. tapi emang suram dan kesannya macam bar (gambar 1). di situ ada mesin karaoke macam di tempat2 karaoke (noraebang) yg diisi lagu2 indon, barat, korea, tapi udah 3 tahun nggak diupdate (maklum gratisan nggak kayak noraebang profesional). jadi kalau gue nyari lagu korea di situ nggak ada yg pernah gue denger.

(1) (2)

siang itu, temen2 anak sekolahan yg ikut ke situ mau nyoblos, akhirnya makan siang di situ juga, karena acara pencoblosan molor (begitulah..). si ato & chinmi pesan nasi goreng ayam (gambar 2). item banget tuh nasi goreng. kebanyakan kecap! trus jojo pesan nasi gulai kambing (gambar 3). dan pada saat itu, berhubung gue lagi kangen sama pecel, gado-gado dan bumbu2 kacang dan sebangsanya, akhirnya gue pesen pecel plus tahu goreng plus tempe goreng. mahal amat yak, 10ribu won! eh, ternyata porsinya gede banget (gambar 4), gue sampai bosen makan tahu2 dan tempe2nya. nggak jago masaknya. cuma digoreng pakai tepung bumbu (yg buat goreng ayam dsb). untuk tahu masih lumayan lah rasanya. untuk tempe? gak dikasih garam! gimana mau enak? jadinya gue makan pakai kecap dicampur saos sambal.

(3) (4)

waktu agak ngantuk, gue jalan2 lihat2 dan di situ ternyata serba komplit. mulai dari semacam balpirik, minyak kayu putih cap lang, obat antangin, shampoo rejoice, sampai bumbu-bumbu masakan indonesia merek indofood komplit! (gambar 5). tentunya juga ada indomie goreng dan rebus. ternyata mereka juga jual cd-cd musik indonesia, dan ada 1-2 cd mp3. bervariasi mulai dari dangdut sampai nasyid. juga ada kecap abc dan sambal jempol berbotol-botol di atas rak (gambar 6). ada juga rempeyek udang dan rempeyek kacang bikinan mereka sendiri. sayangnya nggak jago bikin rempeyek. minyaknya kebanyakan sehingga rempeyeknya basah melempem.

(5) (6)

waktu makan malam, gue iseng-iseng pengen mie goreng. akhirnya keluarlah indomie goreng yang ditambahi kecap sehingga jadi item, plus telor ceplok (gambar 7). payaaah ;) si ketua tps pesan nasi plus rendang sapi (gambar 8). hmm, dugaan gue tentang "banyaknya barang karena untuk konsumsi sendiri" ternyata benar juga. itu kecap abc berbotol-botol dan sambel jempol buat apa kalau nggak dipakai masak oleh mereka sendiri? juga indomie goreng/rebusnya. bumbu-bumbu indofood mulai dari rendang, nasi goreng, gulai, sampai soto, ada berkardus-kardus begitu, selain dijual juga dipakai sendiri oleh mereka. sudah dengan jelas mereka melakukannya di depan kami, dengan selalu menuju rak tempat jualan dan ambil bumbu/indomie kalau ada pesanan dari para tamu ;) perlu gue sebut "restoran indofood"? hehehe.. tapi khusus untuk pecelnya sih bukan indofood, karena bumbunya bukan bumbu indofood, hehehe.

(7) (8)

pemilik warung indonesia itu adalah seorang ibu, bersama adiknya seorang bapak (maksudnya mereka udah cukup umur), plus seorang cewek muda yg gue pikir anak salah satu dari mereka (semuanya orang korea). si bapak bisa bahasa indonesia sedikit2. dengar2 sih dia belanja di indonesia seminggu sekali. wow, lumayan sering juga ya. gue sempat mikir, kalau gue part-time di situ jadi tukang masak, bisa kali ye ngajarin dia cara membumbui tempe goreng ;) dulu sih katanya ada tukang masak orang indonesia, tapi berhubung tki sudah banyak berkurang sehingga sepi, akhirnya si tukang masak pulang kampung deh.

walaupun terutama untuk konsumsi tki, kadang2 sesekali ada orang2 korea yg masuk situ pengen coba2 masakan indonesia. mereka buka jam 10 pagi, dan tutup nggak jelas! hehehe. tergantung orang2 masih pada nongkrong apa nggak. kadang tutup jam 1 malam. kalau mereka kecapekan, ya besoknya nggak buka. santai banget deh lihat mereka. hidup sehari-hari ketawa ketiwi dengan para tki, walaupun kadang2 serem juga kalau ada yg lagi stress *beda topik, nggak asyik ah ditulis di blog ini*.

Friday, April 16, 2004

seoul? sioul? suol? seul?

bagaimana cara baca "seoul"? banyak orang yg gue dengar membacanya "sioul" atau "siul". tentu tidak! kan sudah saya beri combantrin. *oops*. iya, itu salah. lalu, itu sampai ada 3 huruf hidup di tengah2, gimana bacanya? nah, mari kita perhatikan sodara2 sekalian :D

(1). di tengah itu ada 3 huruf hidup, tapi sebetulnya cuma ada 2 huruf hidup, yaitu "eo" dan "u".
(2). "eo" dibaca seperti "o" yang membuka agak mirip "a". kalau orang jawa sih gampang. "o" pada "eo" bisa dibedakan dengan "o" biasa yg berdiri sendiri, karena "o" pada "eo" diucapkan seperti kalau ngomong "ono opo tho?" yg dalam transliterasi jawa asli ditulis "ana apa tha?". sedangkan "o" biasa seperti pada kata "bodho" (bodoh) atau "kowe" (kamu) pengucapannya agak menutup. o kecil saja. itulah yg menyebabkan orang non-jawa kalau coba2 ngomong jawa jadi lucu, karena nggak ada bedanya antara o besar dan o kecil. *oops* ngelantur lagi deh gue.
(3). "u" dibaca seperti "u" dalam bahasa indonesia.

jadi, kesimpulannya, "seoul" dibaca "so-ul" di mana "o" pada "so" adalah o besar itu tadi.

sekedar tambahan, dalam bahasa korea, selain ada 2 jenis pengucapan "o", juga ada 2 jenis pengucapan "e". "e" ini seperti "e" pada "bebek", bukan pada "sepi". "e" ini ada yg dibaca seperti "kae" (itu) dalam bahasa jawa, dan ada juga yg dibaca seperti "e" pada "karet". jadi, (lagi2 jawa) dalam bahasa indonesia tidak ada "e" seperti dalam "kae", melainkan hanya "e" pada "karet" atau "bebek" yang dibaca sama saja. namun bukan tak mungkin "e" itu menjadi terlalu lebar seperti dalam "kae", kalau diucapkan oleh orang betawi: "eh! ada bebek! jelek-jelek deh!".

oya, "e" yang lebar itu, dalam transliterasi bahasa korea ditulis "ae", sedangkan "e" yang biasa ditulis "e" saja. contoh penulisan "e" lebar pada kota "daegu" tempat universiade tahun 2003.

lalu bagaimana dengan "e" pada "sepi", "kalem", "senang"? ada tidak dalam bahasa korea? tentu ada dong! cuma, pengucapannya dianggap mirip juga dengan "eu" pada "peuyeum". "seupi", "kaleum", "seunang" --> wah jadi lucu ya.. tapi begitulah dalam bahasa korea. bahkan transliterasi dari huruf korea ke huruf latin pun juga "eu". contoh kata yang menggunakan "eu" adalah seperti dalam kata2 "han-guk eumsik", salah satu judul artikel di blog ini. ngomong2, kalau tadi kita ngomongin jawa, sekarang jadi ngomongin bahasa sunda, hehehe. "aduh akang euy, jangan main peuyeumpuan!".

moga2 lain kali nggak puyeng2 lagi kalau lihat lirik lagu korea, atau baca nama2 tempat di korea ;)
kalau yg udah bisa baca huruf korea sih, memang lebih enak baca hurufnya langsung, lebih enak, karena nggak berbelit-belit seperti kalau baca hasil transliterasi :D coba bayangkan, kita transliterasi kata "yeoeuido" (daerah tempat lokasi gedung kbri di seoul). pusing gak bacanya? padahal cuma "yeo-eui-do" dalam 3 tekanan saja.

Tuesday, April 13, 2004

Pasar Ikan Higienis

Pada suka makan ikan? ada pasar ikan baru yang diresmikan Presiden Megawati hari Minggu , 4/4/2004 lalu. Namanya Pasar ikan Higienis, letaknya di daerah Pejompongan, Bendungan Hilir. Gua gak sengaja lewat, trus liat ada rame-rame gua poto aja (gambar 1). Trus Selasa malam tgl 6/4/2004 lalu, gak sengaja juga lewat, gua memutuskan untuk melihat-lihat. So ini yang gua liat di sana.

(1)peresmian(2)gedung

Tempatnya luas, tapi terasa sepi karena pengunjung hanya sedikit. Apakah karena hari sudah malam? Apakah karena belum ada pengunjungnya? Atau apakah ada alasan lainnya? Gak tau deh, yang pasti tempatnya bersih, dan pasti bau amis. Pegawainya cukup banyak juga. Begitu masuk ke gedungnya, gua menemukan tempat penitipan barang (gambar 6). Petugasnya cukup cantik ;) ato karena di sekelilingnya co semua? Masuk ke pasar ikan tersebut serasa masuk ke swalayan. Lampunya terang, ber AC, bersih, dan online 24 jam.

(3)ikan hidup(4)ikan segar
(5)pasar ikan

Pasar ikan ini dibagi atas 6 kawasan, yaitu kawasan ikan hidup air laut, ikan hidup air tawar, ikan segar air laut, ikan segar air tawar, ikan beku, dan kawasan ikan olahan. Di kawasan ikan olahan terdapat ikan-ikan yang sudah dikalengkan dan siap dimasak. tidak semua rak terisi penuh, mungkin sekarang sudah. Oh iya, ada jual minuman kaleng juga di bagian itu. Di kawasan ikan hidup air laut dan air tawar terdapat banyak akuarium (gambar 3). Kalo mo beli ntar ikannya diplastikin trus ditimbang, trus ntar keliatan deh harganya. Well gua gak tau apakah ntar bawa pulangnya dalam keadaan hidup ato mati. Di kawasan ikan segar air tawar dan air laut (gambar 4) terdapat ikan2 yang sudah mati tapi masih segar yang diletakkan bersama es batu. Disediain keran untuk cuci tangan juga loh. Jadi selesai ngubek-ngubek ikannya bisa langsung cuci tangan. Kalo di kawasan ikan beku, ya isinya ikan2 yang dibekukan. Cara pembelian sama aja seperti di swalayan seperti carefour ato superindo ato hero. Pilih sepuasnya bayarnya ntar di kasir. Gua lupa ada berapa banyak kasirnya, kalo gak salah sih 3.

(6)pasar ikan lantai 1(7)pasar ikan lantai 2
(8)pasar ikan lantai 3

Di lantai 2 gedung pasar ikan ini terdapat buffet (all you can eat) yang katanya buka 24 jam (gambar 7). Per orang dikenakan biaya Rp 50K. Makanannya sih ikan semua. Di lantai 3 ada restoran ekslusif, yang direncanakan juga buka 24 jam (gambar 8). Tapi waktu gua liat ke sana masih tutup.
Tempat parkir, yang gua liat sih lumayan luas.

Kalo mo tau berita peresmiannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pasar ini, baca artikel Presiden Resmikan Pasar Ikan Higienis Pejompongan di Kompas ato di Tempointeraktif.com, artikel Presiden Canangkan Gemar Ikan

Friday, April 09, 2004

han-guk eumsik 2: kimbap

kimbap adalah makanan nasi gulung daun. beberapa orang indonesia menyebutnya lemper ala korea. nasinya (bhs korea: "bap") digulung, dibungkus daun rumput laut kering (bhs korea: "kim", bhs jepang: "nori"). isi kimbap macam-macam. isi yang standar adalah acar lobak warna kuning ("danmuji"), lonjoran kepiting olahan, serpihan wortel panjang-panjang, 1-2 lembar daun sigeumchi, dan lonjoran ham. buat yg terakhir ini, gue heran kenapa orang korea segitu sukanya sama ham. di mana-mana pakai ham. gue kalau beli salad aja sampai harus teliti jangan sampai pakai ham.. dan tentunya kalau beli kimbap pasti harus ngurangin standar, minta gak pakai ham..

karena kimbap bisa kurus maupun gemuk, maka isi standar kimbap juga bisa berubah. isi standar yang sudah disebut adalah untuk kimbap kurus yang harganya bisa cuma 1200 won saja. sedangkan isi kimbap standar di kios-kios semacam "kimbap chon-guk" (lihat artikel "han-guk eumsik 1" di archives februari 2004) standarnya lebih tinggi dari standar kampus. harga kimbap standar kios antara 1500-1800 won. ada yg diisi lonjoran tipis telur dadar (dengan penampang bujur sangkar), atau juga serpihan acar umbi-umbian (entah apa, yg pasti bukan jahe ala jepang, juga bukan ginseng). perbedaan isi standar kimbap inilah yg membuat kimbap beda-beda kurus gemuknya, dan tentunya juga harga.

kimbap nggak standar adalah kimbap dengan nama tambahan. kimbap beginian harganya antara 2000-2500 won. misalnya chamchi kimbap (kimbap tuna, my favourite), chije kimbap alias cheese kimbap (sometimes my favourite, too), sogogi kimbap (isi daging sapi), chikin kimbap (isi ayam), yachae kimbap (isi sayur aja), kimchi kimbap (isi kimchiii), atau juga yg lucu adalah nudeu kimbap. nudeu kimbap ini gulungan kim-nya nggak di luar, tapi di dalam. gue nggak tau gimana ya bikinnya. jadi kayak kebalik gitu.. nasinya yg di luar. makanya dibilang nudeu alias nude karena kayak telanjang nggak pakai baju kim :D... trus yg gue heran, mo gimana isinya, itu ham tetep ada! jadi, saking seringnya ham dimasak di mana-mana, orang korea sampai gak menganggap ham itu daging. gue misalnya bilang vegetarian pun masih dikasih ham. harus bener-bener bilang "hem ppe juseyo" ("hem" itu transliterasi "ham" dari bhs inggris..).

ada yg terlupa tentang kimbap? oya! penyajiannya. setelah kimbap digulung, lalu biasanya bagian luarnya diolesi minyak pakai kuas. biar nggak lengket kim-nya kali. trus baru deh dipotong-potong. kalau beli pojang (takeaway) sih biasanya dibungkus aluminium foil, dan dikasih sumpit. kalau makan di situ biasanya disajikan di atas piring ceper atau baki kecil seperti di gambar. aseli gue rada bingung makan kimbap pakai sumpit. bukannya enakan dimakan gitu aja seperti makan biskuit? nevermind, biasanya sumpitnya gue simpan, dan gue pakai makan mie instant kalau waktu belinya lupa minta sumpit sama kasir toko hehehe..

ada yang bilang kalau kimbap itu adalah sushi ala korea. betul sekali! di jepang, sushi bentuknya persis banget seperti kimbap, tapi isinya ikan mentah dan telur atau sayuran. ada juga sih toko sushi yg jualan sushi berisi ikan matang (tuna). beberapa kios kimbap ada juga yang jualan sushi, bahkan sampai jenis sushi yg model ikan ditempel di atas nasi.


"anatomi"nya kimbap.. ;) & nudeu kimbap

sekian dulu cerita kimbap. gambar di atas adalah contoh kimbap kelas gemuk, mahal bok.. itu chicken kimbap seharga 2500 won..
(image courtesy of www.jongrokimbap.co.kr, edited by me)

Tuesday, April 06, 2004

little bit of Thai....

Apakah anda memperhatikan, setiap foto yang saya gunakan dalam tulisan-tulisan saya, warnanya tidak seindah
warna aslinya? Agak ke arah merah/orange? YUp, salahkan handycam saya! dan setelah beberapa kali percobaan,
akhirnya saya menemukan bahwa warnanya mendekati warna asli jika mendapat sorotan lampu halogen yang sangat
terang (yang digunakan sebagai lampu tambahan dalam pengambilan film profesional) dan setting handycam saya
dipasang pada halogen (lampu berwarna kuning) untuk menambah warna biru pada hasil pengambilan gambar.
Jadi bisa disimpulkan:
-Add more orange/red,
-Add blue,
-Maka anda mendapatkan warna mendekati warna asli....
are You sure?
No!
Ternyata, settingan itu tidak berlaku untuk semua kondisi. Lalu saya bermain main dengan PhotoShop
(add more green, loose the red, add more blue etc etc) tapi tetap saja saya sampai sekarang belum menemukan
sebuah settingan yang bisa diaplikasikan ke semua kondisi.
Lalu, kenapa sih saya membicarakan ini? Well, yang saya lakukan adalah mereview restoran. Yang mau tidak mau,
saya harus dapat menunjukkan secara visual maupun taste kepada pembaca tulisan saya. Bagaimana saya bisa
bercerita kepada pembaca saya bahwa sayuran yang saya makan berwarna 'hijau ngejreng', tapi gambar
yang saya ambil justru menampilkan warna hijau tua dan layu? Saya bener2 hampir putus asa.

Anda ingat tulisan saya mengenai resto Het Binnenhof? Nah, pada hari yang sama, kakak saya mengajak makan
malam di Thai Express di Mall Kelapa Gading. Ini pertama kalinya saya ke resto tsb. Warna restoran ini didominasi
oleh warna orange (dinding, logo, daftar menu, pakaian waiter/waitress)dan juga menggunakan lampu berwarna kuning.
Hmm, did you say...orange? Dengan seketika, saya set handycam saya ke mode halogen (dan pada akhirnya saya
benar2 putus asa, ternyata cara itu belum berhasil. Saya tetap harus menggunakan photoshop untuk mengaplikasikan
fungsi 'auto color', dan menambakan warna merah lagi, hiks:( ).

Karena kami tidak paham mengenai masakan Thailand, maka kami banyak bertanya ke waiter-nya. Akhirnya kami pesan:
-Nasi goreng with olive oil (katanya low cholesterol)
-Salad mangga
-Chicken soup
-tom yam... (kung? soup? mmmm something like that....)
-BBQ chicken with plum sauce
-cumi goreng tepung dengan wijen
-vegetable soup
(oke2, sekali lagi saya tidak membaca bon-nya, maka kalo ada kesalahan nama atau harga, itu hanyalah kebetulan
belaka....kesalahan kok kebetulan ya?).
Minumnya kami pesan.... ah tidak perlu disebutkan.... nothing special, really, i mean it.... seriously.
Saya melihat pelayan menuliskan daftar pesanan dalam bentuk angka2. mungkin saja itu "ID key" dari makanan dan
minuman, tak tahulah saya. waiter pergi, saya menyalakan stop watch... sambil melihat ke arah dapur.. hey, ternyata
"loket" tempat komunikasi antara waiter dan dapur hanya ditutup oleh kaca, sehingga kita bisa melihat sebagian dapur
(mungkin ini salah satu taktik dari Thai Express untuk menarik pelanggan). Kira2 5 menit kemudian, waiter datang membawa
teh tawar pesanan ayah saya, lalu datang pula minuman2 lain satu per satu, dan akhirnya datang makanan satu per satu
sampai kira2 menit ke 20. Dan pada menit ke 20 itu saya baru sadar bahwa disana... tidak ada nampan. Kayaknya ini juga
taktik agar tamu tidak merasa menunggu terlalu lama (makanan & minuman keluar sedikit sedikit, bukan langsung semuanya).

Makanan yang pertama kali saya coba adalah nasi goreng berwarna hitam ditaburi dengan potongan telur dadar berwarna
kuning pucat, dan sepiring kecil saus. Saya coba sesuap nasi itu, tanpa telur, tanpa saus... kok biasa ya?
biasa banget. I mean, i can't cook, but... nasi goreng saya gak kalah lah sama nasi goreng ini. Bahkan staff rumahtangga saya
bisa membuat nasi goreng yang lebih enak (but of course... dengan tambahan kolesterol :D ). Lalu saya coba cumi goreng
tanpa menggunakan saus.... rasanya juga biasa. Saya coba salad mangga (kayaknya ada tambahan ebi, atau apalah yang
crispy dan asin), rasanya kayak...mangga muda :D (ya kayak apa lagi hehehe). Lalu datang tom yam, chicken soup dan
vegetable soup (ini saya coba nanti).
Akhirnya datanglah pesanan saya, BBQ chicken! Saya belum pernah mencoba plum sauce. Saya ambil sumpit, saya colek sausnya
dan saya...hisap(???). Saya tidak bisa bilang saus itu enak, atau saus itu tidak enak, karena ini pengalaman pertama
saya. Saus ini saya jadikan standard saus plum dalam pikiran saya. Jika ada yg lebih enak, maka saya bilang enak,
jika ada yg lebih gak enak, maka saya bilang gak enak. Karena saus ini enak, membuat saya ingin mencoba saus tambahan yang
disediakan di piring kecil utk BBQ, warna saus itu hijau. Ternyata rasanya seperti.... kulit jeruk? Suatu sensasi baru
dalam pikiran saya, membuat saya bingung dengan munculnya 2 rasa baru. Bagaimana dengan saus lainnya?
Saya ambil cumi, saya celupkan ke dalam sausnya dan saya makan. saya hilangkan rasa cumi tepung wijen. Dan saya dapatkan
rasa baru yang ke 3. Saya Ambil nasi goreng, saya campur dengan sausnya, saya makan, saya hilangkan rasa nasigoreng...
saya dapatkan rasa baru ke 4.
IT'S THE SAUCE!!!!!
Saya merasa kembali seperti anak kecil, yang merasakan nikmatnya makan nasi ditaburi garam. atau nasi dengan margarine.
atau nasi dengan terasi. Atau..... seperti makan snack, yang semuanya berasal dari tepung, perbedaannya terletak
pada bumbu yang ditaburi. Saya tidak peduli lagi dengan keras,lembut, kenyal, atau bahkan gizi yang masuk ke dalam
perut saya. Yang penting adalah lidah saya!
Okay, that's too much... too much new things inside my head! Saya hanya bisa mengingat 1 saus, bahkan saya lupa
rasa plum. Mungkin suatu saat, saya bisa mengingatnya kembali.
Dan, sebagai penutup, saya coba vegetable soup, yang sangat2 berwarna hijau, lalu saya coba tom yam.
saya merasa kuahnya mempunyai rasa yg sama...
bagaimana dengan chicken soup?
rasanya seperti...asam (asam jawa atau belimbing? kayaknya lebih dekat ke belimbing),
ada potongan daun bawang, dan... jahe. oh iya, dia bersantan!
so, gimana cara menyiapkannya?
lihat nama pesanan, masukan bahan2, siram kuah, jika perlu santan, tambahkan santan.
Now that's why they called it...
Thai Express!


So, what's good and what's bad in this resto?
well, saya sudah cerita semuanya, if you still can't find the bad things... just read between the lines :))
(what lines? oh nevermind)

ngAngke nyoook......

Hehehe saya minta maaf jika ada bahasa dari sebuah suku atau bangsa yang memiliki arti negatif dari judul di atas.
Jujur saja, saya secara asal-asalan menuliskan judul diatas. Sejarahnya adalah ketika kami masih mahasiswa ingin
merasakan makan di Muara Angke (tentunya bs-bs alias bayar sendiri-sendiri, yah namanya jg mahasiswa), nah
kami ngajak temen2 dengan ngomong "Ke Angke yuk!". Lama2 ajakan itu bertambah pendek jadi "Angke yuk!",
dan akhir-akhir ini saya ubah menjadi kata kerja "NgAngke nyook!". Muara Angke yang dimaksud adalah sebuah
pasar ikan dan di seberangnya terdapat deretan rumah makan yang menjual jasa pemasakan ikan2 yang kita beli
dari pasar ikan tersebut.
The fun part dari berkunjung ke sana selain makan adalah belanja ikan, tapi itu mungkin saja gara2 saya ingin
bernostalgia belanja ke pasar tradisional yang becek, bau sayur, daging, ayam, ikan dsb. Kalau anda tipe
orang yang jijik dengan lantai yang bukan hanya becek, tapi banjir oleh air dari es yang mencair
bukan lagi berwarna coklat, tapi berwarna darah ikan, bau ikan, orang lalu-lalang di jalan sempit,
mungkin ini tempat yang akan anda sukai (tapi ingat, pakailah sepatu bot, atau sendal jepit saja sekalian,
soalnya sendal saya.....walaupun sudah direndam pakai deterjen, masih bau ikan selama seminggu :) )
Di sana anda harus pintar memilih ikan, suatu bidang yang saya sendiri gak ahli shg bbrp kali saya dapat ikan yg gak
segar. Kalau anda memang males banget, bisa kok kita mempercayakan pelayan rumah makan untuk membelikan ikan
untuk kita, mungkin harganya agak mahal dibandingkan jika kita yg beli, tapi.... kalau cuma beda Rp.1000-2000?

Setelah beberapa kali ke sana, saya tidak begitu merasakan beda masakan antar rumah makan yang ada, mungkin perbedaannya
terletak pada cara penghitungan tarif. Biasanya mereka menetapkan biaya per orang sekitar Rp.5000-6000 dan biaya
tambahan per kg ikan (jika dimasak selain dibakar). Yang paling saya sukai adalah cumi goreng tepung (enak dan crispy)
dan dan kepiting saus padang (selama pengalaman saya makan, saus padang-nya belum ada yg ngalahin).
Untuk yg dimasak dengan dibakar, rasanya biasa saja, masih kalah dengan ikan bakar yang biasa saya makan di depan kantor PLN blok M yg rasanya manis pedas (hmm yummy!).

O iya, di muara Angke kalau membakar ikan pakai arang dari batok kelapa, bukan dari arang kayu
(ngaruh gak ya? gosipnya sih ngaruh, kalo pakai arang kayu, karsinogennya lebih banyak).
Saya lupa memberitahu, biasanya kami kesana utk "supper yang mendekati breakfast kepagian" alias makan jam 24-an
(jadi saya nggak tau kapan buka dan tutup-nya rumah makan disana). Biasanya per-orang bisa habis Rp.30.000,00
(tapi udah kenyang banget lho).

PS: tips terakhir, carilah rumah makan yang berlawanan dgn arah angin (biar asap pembakaran gak masuk ke rumah
makan itu)

Friday, April 02, 2004

a wedding and a funeral (2)

jam 4 sore pulang dari wedding, gue denger berita kalau bokapnya profesor min meninggal. keesokan harinya kami rame-rame berangkat naik bus kampus. tempatnya di seoul, di sebuah rumah sakit.

di korea ternyata tiap rumah sakit punya service untuk ngurus orang2 yg meninggal. biasanya di basement. dan memang kami pergi ke basement. di situ ada slot2 ruangan dgn nomor2 dan ada nama2 yg meninggal. jadi bisa dicari. kalau waktu sakit ada nomer kamarnya, waktu meninggal juga ada "nomer kamar"nya. di situ ada ruang kecil untuk naroh peti mati, dan ada ruang besar utk menerima tamu2.

pertama, kami ke penerima tamu dulu, ngisi buku tamu dan ngasih amplop. pikir2 kok kayak lagi kondangan ya. aseli gue waktu mau berangkat juga kaget karena teman2 lab pada pakai baju hitam2 rapi2 gitu. pakai celana bahan dan jas hitam. gue yg pakai jeans hijau tua plus kemeja flanel kotak2 hijau tua serasa jadi gembel deh. tapi tak apa lah. gue udah nyiapin pakai baju gelap. udah gak sempat ganti baju rapi.

anyway, kembali ke ruang kecil itu. di depan penerima tamu, kita ngantri masuk ke ruang kecil itu. karena di situ terletak peti mati, ditunggui oleh anggota keluarga yg ditinggalkan. sekali masuk antara 6-8 orang. di depan ruangan itu, gue lihat nama yg mati, dan 3 nama *anak laki-lakinya*. sumprit! korea gitu banget deh. sampai kematian pun yg ikutan "jaga mayat ortu" pun cuma yg laki-laki aja. dan di dalam ruangan situ ada 3 anak laki-laki dan cucu-cucu laki-laki juga. lagi2 cewek cuma disuruh "jaga belakang". gue jadi inget budaya arab di mana cewek gak boleh ikut ke kuburan. waktu ngelayat temen gue orang betawi, cewek2 ya ngikut2 aja ke kuburan.

tiba giliran kami masuk. gue lihat peti mati, foto si babe yg meninggal, bunga2, makanan, dan lilin. kata si yeo, "nanti kamu ikutan bow cara korea ya." gue pikir sih cuma bongkok2 aja seperti yg gue lihat di pilem jepang. tapi ternyata lain bok! karena si hu bilang "gue kristen, jadi gue percaya tuhan dan gak nyembah orang mati." oalaaah ternyata itu maksudnya bongkok2 nyembah arwah leluhur toh.. baru paham gue. jadilah kami yg percaya tuhan ikutan di belakang aja. 3 orang yg masih "korea asli" alias percaya leluhur, berdiri di depan, dan kami di belakang (gue, chinmi, dan si hu). kami berdiri aja. dan 3 org itu (termasuk yeo) bongkok eh.. kalo lihat orang sholat.. itu lho.. sujud! ya, mirip banget dengan sujud. sampai jidat menyentuh lantai. terus mereka berdiri dan sujud lagi. 2 kali.

trus kami duduk di lantai, menghadap para pria penunggu mayat bapak, termasuk profesor min, yg semuanya juga pada duduk di lantai. saling menghormat, ternyata sampai sujud juga! semua sujud. gue & chinmi krn bukan org korea jadi bengong aja ngapain. ah, dgn duduk di lantai mah udah cukup sopan. gue jadi teringat kata nabi muhammad kalo tuhan gak membolehkan sujud ke sesama manusia. sujud itu cuma untuk tuhan aja... ehm.. apalagi itu tadi orang mati dan makanan ikut disembah, ehm..

setelah itu kami ke ruangan yg besar, ada meja2 makan. para keluarga (cucu2 tadi, yg muda2) plus para perempuan menyajikan makanan. anak2 lab profesor min ikutan juga. beberapa temen lab gue ada yg ikutan juga. yaa makanan ala kadarnya. selain makanan kecil berupa ttok (lihat a wedding and a funeral seri 1), ada juga makanan besar. nasi, sup sapi, kimchi, sayur2, baby tomato yg rasanya manis itu, gorengan (lihat seri 1), dan minuman botol/kalengan. minumannya air botolan, sprite kalengan, bir kalengan, dan soju botolan (soju itu minuman alkohol ala korea). hihihi.. ada yg mati masih mau mabok juga..

besoknya lagi, baru jenazah dikuburkan. kesimpulan gue, berarti datang melayat orang mati sama aja dengan memberikan penghormatan ke orang mati itu, juga memberikan penghormatan ke keluarga (laki2) yg ditinggalkan. tambah sedikit tentang para laki2 penunggu peti mati itu, yaitu mereka pakai baju hitam-hitam, lalu pakai topi (semacam dari kertas serat) warna kuning muda, lalu pakai gelang tangan dan gelang kaki dari bahan yg sama, kertas serat kuning muda. kalau anak, gelang tangannya (di lengan atas) ada setripnya hitam. kalau cucu, gelang tangannya polos kuning muda aja.

segitu aja cerita gue. gak ada gambar2, karena gue gak ambil2 foto. mosok orang lagi sujud sama org mati difoto. masak peti mati yg ada makanannya difoto juga. masak makanan ala kadarnya difoto? mosok.. masak.. mosok.. *ah* gak ah. gak enak.. gue dgn baju gembel aja udah dilihatin orang. yg lain pakai baju berkabung hitam2 atau pakai semacam kimono putih polos (biasanya yg pakai orang tua). mosok kayak turis kesasar jepret sana jepret sini? gambar yg ada di bawah ini gw ambil dr website theimageasia.com, cuma buat nunjukin topi kuningnya.

jadi ken.. hikaru.. teman2 lain.. ada usul gak, gimana gue lain kali ambil foto? ;)

Thursday, April 01, 2004

a wedding and a funeral (1)

ehm.. ini bukan judul pilem. ini gue ikutan ke weddingnya temen gereja si chinmi, hari sabtu 27 maret 2004. acaranya jam 2 siang, tapi kami telat dijemput sama teman-teman lain. padahal acara seremonialnya cuma 30 menit lho. udah gitu, si my pakai mobilnya kehabisan bensin pula. akhirnya mampir pom bensin dulu. makin telat deh. sukseslah kami sampai ke gedung wedding hall jam 2.30.. pas habis, hihihi!

cuma dapet foto gambar es yang diukir (foto 1). pengantennya udah kabur ke ruang ganti. gak sempat foto-foto deh. gue cuma denger dari teman yg lihat acaranya, kalau pertama acara pemberkatan katholik, habis itu acara tradisional korea. katanya ada semacam penghulunya gitu, setelah itu saling membongkok. ah, gue gak tau detil. coba aja gue lihat acaranya, pasti udah gue foto-foto di sini deh.

(1) (2)

setelah itu sih pada ke ruang makan di wedding hall situ. udah ada meja-meja makan macam restoran, plus meja-meja besar utk ambil makanan prasmanan. pertama gue ambil salad dan gorengan macam-macam, ada udang, ikan, timun, semua goreng tepung (foto 2). setelah kenyang makan salad, gue ambil sushi dan sup labu (pumpkin soup). kalau sushi, dijamin isinya pasti ikan. yang gulungan itu (foto 3), kalau di korea namanya kimbap, isinya bisa macam-macam, dan pasti ada ham-nya. gue harus pesen tanpa ham kalau mau beli. tentang kimbap akan menyusul di han-guk eumsik 2. anyway, sushi itu pasti dilengkapi dengan acar jahe (yang warna pink itu) dan acara bawang putih.

(3) (4)

si kyu juga ambil pumpkin, dan kerang-kerang besar dan lonjong yang makannya pakai saus merah "red pepper paste" (foto 4). saus merah ini rasanya agak-agak pedas, tapi kalau udah dicampur sayur serasa makan gado-gado deh. tentang campuran sayur ini, akan menyusul di han-guk eumsik 3. oya, itu di foto 4 bagian sebelah kiri ada item-item gitu. itu semacam kumbang. bukan belalang deh, bukan capung dan bukan lebah juga. apa, ya? kata si kyu enak, gurih. gue sih gak mau nyoba. gue yakin kalo si ken ada pasti dicoba deh.

terakhir gue ambil kueh-kueh kecil. ada semacam pastry isi kacang ijo (sepupunya ken? kok nama belakangnya sama, hehehe). kacang ijo udah ditumbuk halus jadi semacam pasta hijau (foto 5). gue juga ambil ttok alias "rice cake" yg ditaburi bubuk warna coklat muda. sepertinya bubuk itu dari kedelai deh.

(5) (6)

masih penasaran sama kumbang yang gurih itu (foto 6)? ini lebih kelihatan gak, ya?

udahan ah. segini dulu cerita gue. bersambung di a wedding and a funeral (2).
ps: untung waktu mo pulang ketemu pengantennya. jadi gue gak tengsin dong numpang makan doang. sempet congratulations lah. si cowok tinggi dan ganteng, tapi aoow si ceweknya juga cantik ;) (no pics ya guys!)