Tuesday, April 06, 2004

little bit of Thai....

Apakah anda memperhatikan, setiap foto yang saya gunakan dalam tulisan-tulisan saya, warnanya tidak seindah
warna aslinya? Agak ke arah merah/orange? YUp, salahkan handycam saya! dan setelah beberapa kali percobaan,
akhirnya saya menemukan bahwa warnanya mendekati warna asli jika mendapat sorotan lampu halogen yang sangat
terang (yang digunakan sebagai lampu tambahan dalam pengambilan film profesional) dan setting handycam saya
dipasang pada halogen (lampu berwarna kuning) untuk menambah warna biru pada hasil pengambilan gambar.
Jadi bisa disimpulkan:
-Add more orange/red,
-Add blue,
-Maka anda mendapatkan warna mendekati warna asli....
are You sure?
No!
Ternyata, settingan itu tidak berlaku untuk semua kondisi. Lalu saya bermain main dengan PhotoShop
(add more green, loose the red, add more blue etc etc) tapi tetap saja saya sampai sekarang belum menemukan
sebuah settingan yang bisa diaplikasikan ke semua kondisi.
Lalu, kenapa sih saya membicarakan ini? Well, yang saya lakukan adalah mereview restoran. Yang mau tidak mau,
saya harus dapat menunjukkan secara visual maupun taste kepada pembaca tulisan saya. Bagaimana saya bisa
bercerita kepada pembaca saya bahwa sayuran yang saya makan berwarna 'hijau ngejreng', tapi gambar
yang saya ambil justru menampilkan warna hijau tua dan layu? Saya bener2 hampir putus asa.

Anda ingat tulisan saya mengenai resto Het Binnenhof? Nah, pada hari yang sama, kakak saya mengajak makan
malam di Thai Express di Mall Kelapa Gading. Ini pertama kalinya saya ke resto tsb. Warna restoran ini didominasi
oleh warna orange (dinding, logo, daftar menu, pakaian waiter/waitress)dan juga menggunakan lampu berwarna kuning.
Hmm, did you say...orange? Dengan seketika, saya set handycam saya ke mode halogen (dan pada akhirnya saya
benar2 putus asa, ternyata cara itu belum berhasil. Saya tetap harus menggunakan photoshop untuk mengaplikasikan
fungsi 'auto color', dan menambakan warna merah lagi, hiks:( ).

Karena kami tidak paham mengenai masakan Thailand, maka kami banyak bertanya ke waiter-nya. Akhirnya kami pesan:
-Nasi goreng with olive oil (katanya low cholesterol)
-Salad mangga
-Chicken soup
-tom yam... (kung? soup? mmmm something like that....)
-BBQ chicken with plum sauce
-cumi goreng tepung dengan wijen
-vegetable soup
(oke2, sekali lagi saya tidak membaca bon-nya, maka kalo ada kesalahan nama atau harga, itu hanyalah kebetulan
belaka....kesalahan kok kebetulan ya?).
Minumnya kami pesan.... ah tidak perlu disebutkan.... nothing special, really, i mean it.... seriously.
Saya melihat pelayan menuliskan daftar pesanan dalam bentuk angka2. mungkin saja itu "ID key" dari makanan dan
minuman, tak tahulah saya. waiter pergi, saya menyalakan stop watch... sambil melihat ke arah dapur.. hey, ternyata
"loket" tempat komunikasi antara waiter dan dapur hanya ditutup oleh kaca, sehingga kita bisa melihat sebagian dapur
(mungkin ini salah satu taktik dari Thai Express untuk menarik pelanggan). Kira2 5 menit kemudian, waiter datang membawa
teh tawar pesanan ayah saya, lalu datang pula minuman2 lain satu per satu, dan akhirnya datang makanan satu per satu
sampai kira2 menit ke 20. Dan pada menit ke 20 itu saya baru sadar bahwa disana... tidak ada nampan. Kayaknya ini juga
taktik agar tamu tidak merasa menunggu terlalu lama (makanan & minuman keluar sedikit sedikit, bukan langsung semuanya).

Makanan yang pertama kali saya coba adalah nasi goreng berwarna hitam ditaburi dengan potongan telur dadar berwarna
kuning pucat, dan sepiring kecil saus. Saya coba sesuap nasi itu, tanpa telur, tanpa saus... kok biasa ya?
biasa banget. I mean, i can't cook, but... nasi goreng saya gak kalah lah sama nasi goreng ini. Bahkan staff rumahtangga saya
bisa membuat nasi goreng yang lebih enak (but of course... dengan tambahan kolesterol :D ). Lalu saya coba cumi goreng
tanpa menggunakan saus.... rasanya juga biasa. Saya coba salad mangga (kayaknya ada tambahan ebi, atau apalah yang
crispy dan asin), rasanya kayak...mangga muda :D (ya kayak apa lagi hehehe). Lalu datang tom yam, chicken soup dan
vegetable soup (ini saya coba nanti).
Akhirnya datanglah pesanan saya, BBQ chicken! Saya belum pernah mencoba plum sauce. Saya ambil sumpit, saya colek sausnya
dan saya...hisap(???). Saya tidak bisa bilang saus itu enak, atau saus itu tidak enak, karena ini pengalaman pertama
saya. Saus ini saya jadikan standard saus plum dalam pikiran saya. Jika ada yg lebih enak, maka saya bilang enak,
jika ada yg lebih gak enak, maka saya bilang gak enak. Karena saus ini enak, membuat saya ingin mencoba saus tambahan yang
disediakan di piring kecil utk BBQ, warna saus itu hijau. Ternyata rasanya seperti.... kulit jeruk? Suatu sensasi baru
dalam pikiran saya, membuat saya bingung dengan munculnya 2 rasa baru. Bagaimana dengan saus lainnya?
Saya ambil cumi, saya celupkan ke dalam sausnya dan saya makan. saya hilangkan rasa cumi tepung wijen. Dan saya dapatkan
rasa baru yang ke 3. Saya Ambil nasi goreng, saya campur dengan sausnya, saya makan, saya hilangkan rasa nasigoreng...
saya dapatkan rasa baru ke 4.
IT'S THE SAUCE!!!!!
Saya merasa kembali seperti anak kecil, yang merasakan nikmatnya makan nasi ditaburi garam. atau nasi dengan margarine.
atau nasi dengan terasi. Atau..... seperti makan snack, yang semuanya berasal dari tepung, perbedaannya terletak
pada bumbu yang ditaburi. Saya tidak peduli lagi dengan keras,lembut, kenyal, atau bahkan gizi yang masuk ke dalam
perut saya. Yang penting adalah lidah saya!
Okay, that's too much... too much new things inside my head! Saya hanya bisa mengingat 1 saus, bahkan saya lupa
rasa plum. Mungkin suatu saat, saya bisa mengingatnya kembali.
Dan, sebagai penutup, saya coba vegetable soup, yang sangat2 berwarna hijau, lalu saya coba tom yam.
saya merasa kuahnya mempunyai rasa yg sama...
bagaimana dengan chicken soup?
rasanya seperti...asam (asam jawa atau belimbing? kayaknya lebih dekat ke belimbing),
ada potongan daun bawang, dan... jahe. oh iya, dia bersantan!
so, gimana cara menyiapkannya?
lihat nama pesanan, masukan bahan2, siram kuah, jika perlu santan, tambahkan santan.
Now that's why they called it...
Thai Express!


So, what's good and what's bad in this resto?
well, saya sudah cerita semuanya, if you still can't find the bad things... just read between the lines :))
(what lines? oh nevermind)