Friday, July 02, 2004

Tepung is my friend (prequel dari Pizza......... Perrrrfectttoooo!)

Sebenernya saya ingin membuat beberapa tulisan mengenai kegagalan-kegagalan
saya dalam memasak (hiks :( ), tapi kayaknya cukup dirangkum menjadi satu
tulisan saja.Saya sangat kagum ketika melihat seseorang membuat mie, dari
gumpalan adonan  yang ditarik makin lama makin panjang, lama-lama menjadi
mie yang tipis dan panjaaaaaaang banget. Begitu pula kulit martabak telor (dan roti pizza)
yang dilempar-lempar, dibanting yang makin lama makin tipis dan lebar. Saya
benar-benar sangat kagum. Dan mereka memakai bahan dasar yang sama: tepung. Dari
tepung dapat dibuat bermacam-macam makanan (dan rasanya juga bermacam-macam!).
Akhirnya saya tidak bisa menahan diri saya untuk membuat...... kulit martabak!


Saya ambil tepung, campur air, saya banting-banting, giling pake botol, goreng...
dan...... jadilah........ tepung goreng yang tebal. Tapi saya tidak putus asa,
saya coba membuat.... mie! Ambil tepung, campur air, giling pake botol, potong
kecil2,rebus... dan.... jadilah....... kulit pangsit rebus (saat saya mencoba
lagi, jadilah kwetiau).Sudah putus asa? BELUM! saya akan membuat
poffertjes! ambil tepung, air, gula, telur, ragi, lalu di mixer, ada yang
dikukus, ada yang dioven....dan akhirnya menghasilkan....... sesuatu berwarna
kuning, lengket, dan manis.


Hampir saja saya mengakhiri usaha saya untuk belajar masak sampai suatu
ketika datanglah seorang wanita, sebut saja Miss Muffin. Dia memberikan saya
muffin coklat yang hangat. Saya memandangi muffin tersebut dengan pandangan yang
takjub, karena bentuknya sangat sempurna. Lalu perlahan-lahan saya gigit sedikit
demi sedikit, sama sekali tidak seret ketika memakannya. Muffin itu bagaikan
meleleh didalam mulut. O iya, ada chocolate chips-nya lagi. Mmmh tak kuasa untuk
menghabiskan semua muffin itu. Terbersitlah didalam pikiran saya untuk....MEMBUAT
MUFFIN!!!



Akankah menjadi muffin? atau jadi..... ah sudahlah. Tapi saya mencoba dengan
cara lain, saat ini saya tidak mau sok mau "build from scratch", maka saya beli
adonannya, campur telur, mentega (saya tambahkan juga bubuk coklat dan kayumanis).
Lalu saya baca di petunjuknya: "panggang dalam api sedang selama 30 menit". Hmm,
oven saya hanya bisa sampai 15 menit dan tidak ada pengatur api-nya. Saya 
set menjadi 15 menit, lalu saya tinggal. 15 menit kemudian.... muffinnya matang
dan gosong. Suhu-nya terlalu tinggi. Karena tidak bisa menurunkan suhu, akhirnya
saya kurangi jadi 10 menit (ini bukan solusi yang baik). Bagian luar dari muffin matang

lebih dulu, sehingga pecah dan terlalu kering.



My first 
<br />
<br />Muffin!Tapi ini adalah sebuah kemajuan yang lumayan bagus, muffin saya masih
mempunyai rasa....muffin :D, walaupun bentuknya agak2 menyedihkan :( (ingatkan
saya untuk mencari cara agar dapat memanggang dengan besar api yang tepat). Lalu
dengan nyolotnya, saya memberikan muffin saya ke Miss Muffin, dan dia berkata:

"Enak....., apa nama kue ini?"





ARRRRRRGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHH!!!!

kata-kata itu.......

sangat.....

menyakiti.....

hatiku......(itu muffin, mbak!)



Sekali lagi, saya ingin mencoba memasak sesuatu yang lebih sederhana lagi,
yaitu...cakwe. Ini masakan yang sederhana banget, dan saya suka banget. Cakwe
alias tepung goreng. Saya cari resepnya di internet, ternyata ada juga yang
mengupload resepnya. Saya beli bahan2nya di supermarket (saya gak nemu baking
powder, jadi pake ragi), dan pas nyampe rumah,
baru nyadar kalo.... timbangannya rusak :( Oke, kita improvisasi, 1 gelas besar itu

ukurannya 300cc, anggap saja 1 cc=1 g, jadi 300 g.
1 gelas belimbing=200cc, 1 sendok makan = 5 cc. jadi saya punya 3 ukuran;
300g,200g, dan 5g. Saya ikuti semua petunjuk di resep, dan.... gagal :((,
keasinan, gak ngembang. My first Cakwe!Oke.. saya
baru nyadar kalo terlalu banyak garam akan memperlambat ragi utk berkembang (lagian
harusnya gak pake ragi), dan....gak semua 1cc==1g!! jadi, ingatkan saya untuk...membeli
timbangan!