Monday, March 01, 2004

RestoReview: Masakan Timur Tengah




Setelah akhirnya diantar pulang oleh teman saya, Kura, dengan mobilnya "Kura-kura Tempur" pukul 18.40 WIB,
saya buru-buru mandi dan berangkat lagi untuk memenuhi janji saya dengan 2 orang teman saya untuk mencoba makanan
sebuah restoran timur tengah. Nama kedua teman saya, sebut saja Ima dan Susi. Sebelumnya kira2 pukul 18.30 saya
mengirim SMS ke Susi untuk memberitahu keterlambatan saya. Ternyata Ima juga mengirimkan SMS yang sama ke Susi.
Kasihan si Susi harus menunggu kami.
Saya sampai di depan restoran tersebut kira-kira pukul 19.20. Ternyata Susi menunggu didepan restoran.
Masuklah kami berdua ke sana. Sesampainya di dalam, ternyata ruangan dibentuk menjadi kubik2 kira2 setinggi pinggang.
hanya satu kubik yang berisi meja dan kursi. sisanya menggunakan karpet. di dinding kubik bagian dalam ditempel bantalan
untuk bersandar. pelayan pun datang menghampiri kami. dia membawa menu yang bertuliskan huruf Arab. untung saja
ada terjemahannya. Makanan secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis: dipanggang atau dioven. daging ayam, kambing,
atau ikan (saya lupa ada sapi atau tidak). Dari keterangan pelayan bahwa waktu masak kira2 1 jam, kami berharap
kalau makanan sudah dimasak dan tinggal dihangatkan dan disajikan (ternyata benar). kami memesan kambing, ayam, nasi
,salad, shamosa (kira2 begitulah namanya, seperti martabak tapi tanpa telur). minum lemon tea, jus apel, dan teh mint hangat.
Pengetahuan si pelayan kayaknya kurang mendalam mengenai bumbu (atau pura2 bodoh agar kami tidak dapat mengetahui bumbu2
yang digunakan). dia selalu menjawab,"bumbu2 dan beras impor dari Arab". Sayang sekali saya tidak mencoba Schizas disana.
dan sayang sekali handphone saya kehabisan batere, jadi gak bisa menghitung lamanya penyajian, tapi gak lama kok.
o iya, karena si Ima belum datang, kami cuma bilang ke pelayan, bahwa kami pesan nasi untuk 3 orang. dengan lauk
ayam dan kambing. (sebenarnya kami juga pesan sebuah roti, tapi pelayannya lupa karena memang pesanan tidak dicatat.
tapi kami sangat bersyukur dia lupa, karena....hehehhe liat aja gambar makanan yg kami pesan). waktu menunggu saya isi
dengan merekam suasana di resto tsb menggunakan Handycam saya, dan saya yakin yang saya lakukan diketahui oleh pelayan
di sana karena saya mengambilnya sambil berlutut dan itu terlihat dari berbagai arah (ada 3 tamu lainnya di sana, tapi
ketika kami masuk, mereka sudah selesai makan).
beberapa menit kemudian Ima datang. dan juga makanan yang dipesan. Kami kaget ternyata lauk dan nasi ditempatkan
disebuah nampan yang besar dan diatasnya ada daging ayam dan kambing. Kami hanya diberi sendok, kata si pelayan, biasanya
orang Arab langsung memakan dari nampan tersebut (nah ini dia baru namanya senampan bertiga bukan sepiring berdua!).
Kami lupa memberitahu bahwa kami memesan untuk 3 orang yaitu 2 orang wanita indonesia dan 1 orang pria indonesia yang
lagi berusaha mengurangi berat badan. Ternyata yang keluar adalah porsi 6 orang Indonesia...eh 3 orang Arab (no offense,
tapi itu porsi nasi-nya gede banget).
jus apel dan lemon tea disajikan dalam gelas yang besar (untuk 10.000 rupiah.... it's worthed baik ukuran dan rasa). pelayan memberi tahu kalau sehabis makan
biasanya orang2 Arab minum teh mint hangat. teh itu disajikan dalam poci. dan kita minum menggunakan cangkir kaca kecil (agak
susah minumnya, tapi mungkin itu yang membuat teh itu enak, gara2 diminum dalam ukuran kecil).

nah sekarang saatnya merasakan masakan itu:
Nasinya kurus dan panjang (mirip nasi yg dipakai dlm masakan india), pelayannya mungkin sajajujur, beras itu import.
tapi setelah saya rasakan, rasanya mirip dengan nasi uduk ditambah bumbu kari plus cengkeh, mungkin sedikit kunyit. (hmm, so much for bumbu import).
lalu saya coba ayam dan kambingnya....
WOW... damn great, dagingnya empuk, gak alot, mudah dikunyah, pokoknya enak deh.
bumbunya meresap ke dalam ayam dan kambingnya, sampai saya gak mau mikirin ini bumbunya apa aja.
saya juga mencoba saladnya yang isinya bawang bombay, timun dan tomat. bumbunya: jus tomat... eh pasta tomat yang
dibuat dari...jus tomat.
Sebelum kami selesai, datanglah 3 tamu lain: 2 orang Arab dan 1 wanita yang sangat menarik. dan mereka memesan makanan
yang sama (iyalah, makanannya cuma itu).
nah setelah kami menyerah untuk menghabiskan makanan itu, saya memfoto sisa2 makanan kami. Tiba-tiba saja sang
pelayan datang dan berkata agak2 berbisik: "Maaf, tidak boleh memfoto!". Kami agak kaget, apakah ketika saya datang
ke sini tidak terlihat bahwa saya sedang memfoto, atau saya tidak boleh memfoto gara2 ada ketiga tamu tersebut?
Ketika kami pulang, Susi menanyakan ke pelayan mengenai foto, dan ternyata memang tidak tertulis di dalam restoran tsb.
Seharusnya peraturan seperti itu perlu ditulis.
Kesimpulan: yang ini enak,saya tidak kecewa, suatu saat saya akan mencoba resto timur tengah lainnya.

target berikutnya: India dan Yunani!